Tiga Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika UNY Berburu Pengalaman di Negeri Kanguru

Bulan Juni tampaknya menjadi waktu yang berkesan bagi tiga mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta, Junianto, Elsa Susanti, dan Bulan Nuri. Pasalnya mereka berkesempatan berburu pengalaman di Negeri Kanguru, Australia. Ketiganya yang juga merupakan awardee LPDP, berhasil menjadi presenter pada 2019 International Conference on Mathematics, Science and Technology Teaching and Learning (ICMSTTL 2019). Sekedar info, ICMSTTL tahun ini merupakan forum ilmiah para peneliti, dosen, pendidik, mahasiswa, administrator pendidikan dan pembuat kebijakan dari seluruh dunia untuk membahas masalah teoritis, teknologi, pedagogis, inovasi, tren, tantangan, dan kemungkinan solusi terbaru dalam pengajaran dan pembelajaran matematika, sains dan teknologi. Baik bagi Jun, Elsa, maupun Bulan, kegiatan yang berlangsung selama tiga  hari yaitu 28-30 Juni 2019 ini bukanlah kali pertama mengikuti seminar internasional. Berbeda dengan seminar internasional yang pernah mereka ikuti sebelumnya, seminar internasional kali ini berlangsung bukan di negara sendiri melainkan di Central Queensland University, Sydney Campus, Australia. Pada kesempatan ini, ketiganya mempresentasikan artikel yang berbeda-beda. Junianto memaparkan artikel hasil penelitiannya dengan judul Comparison of Effectiveness Between Contextual Teaching and Learning (CTL) and Problem-Based Learning (PBL) on the Interest of  Junior High School Students. Sementara Elsa mempresentasikan artikelnya yang berjudul Mathematical Critical Thinking and Creative Thinking Skills: How Does Their Relationship Influence Mathematical Achievement?, sedangkan Bulan mengulas artikel yang berjudul Self-Directed Learning of Student in Mathematics Education: Is There Any Problem?. Berdasarkan hasil review, ketiga artikel ini dinilai menarik dan bermanfaat bagi pembaca yang terlibat dalam pengembangan dan penelitian di bidang pendidikan matematika. Kegiatan ini merupakan kesempatan emas bagi saya untuk bertemu orang-orang hebat. Tak hanya itu, kegiatan ini juga ajang bagi saya untuk melatih kemampuan berbahasa inggris secara langsung. Ini benar-benar pengalaman menarik yang berhasil memupuk harapan saya untuk mendapatkan kesempatan belajar di luar negeri dalam waktu yang lebih lama di masa akan datang”, ungkap Jun. “…, pengalaman ini juga menjadi pemicu bagi saya untuk terus belajar terutama dalam hal meneliti, menulis dan bagaimana berkomunikasi dengan Bahasa Inggris secara fasih dan interaktif. Melalui kegiatan ini, saya benar-benar menyadari bahwa skill Bahasa Inggris merupakan modal yang besar untuk menapakkan kaki di kancah internasional”, tambah Elsa. Hal yang tak jauh berbeda juga diungkapkan Bulan, Kegiatan ini mengangkat isu-isu terkini terutama dalam bidang pendidikan dan teknologi. Peserta konferensi yg berasal dari berbagai negara menambah pengalaman bagi saya, termasuk dalam skill berbahasa inggris. Saya juga merasa bahwa peserta juga memahami kemampuan saya dalam berbahasa inggris mengingat bahasa inggris bukanlah bahasa sehari-hari bagi warga Indonesia. Ketiga mahasiswa tingkat akhir ini patut berbangga hati. Pasalnya, dalam kegiatan ini mereka termasuk peserta yang termuda, dimana peserta lainnya merupakan Profesor, dosen, dan beberapa kandidat Doktor. Tak hanya itu, ketiga artikel mereka juga dinyatakan diterima dalam prosiding ACM yang terindeks Scopus. Manisnya conference ke luar negeri juga mereka rasakan dengan dapat menikmati indahnya Kota Sydney, Australia.  Setelah kepulangan dari Negeri Kanguru, ketiganya bertekad untuk tetap berpegang teguh pada kalimat bijak berikut, “Dreaming is the first step that you have to do. While, an act is the the next step. The action is foundation of success. There’s no limit of struggling. Do the best dan pray. God will take care of the rest”. (sgm)